Kamis, 14 Juli 2011

SINTAKSIS

JAN29

























HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini sebagai bukti telah melaksanakan kegiatan penelitian Sintaksis di
SMP Don Bosco

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal dan hari:
Kamis, 8 Januari 2010



Guru Program Studi Bahasa Indonesia                      Kepala Sekolah SMP Don Bosco
               SMP Don Bosco

           Nurbaya Nadeak, S. Pd.                                    Fr. Emanuel Lase, CMM, S. Pd.


Dosen Pengampu

Drs. Arakian Idris






KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Kegiatan Penelitian Sintaksis di SMP Don Bosco tepat pada waktunya. Dalam kegiatan penelitian ini juga kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih ini khususnya kami tujukan kepada:
1.      Fr. Emanuel Eliabi Lase, CMM, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP Don Bosco yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada kami untuk mengadakan penelitian di sekolah beliau.
2.      Ibu Nurbaya Nadeak, S. Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Don Bosco ( Kelas VIII C1 ) yang telah memberikan kami waktu dan kesempatan untuk mengadakan penelitian di kelas yang diasuh oleh beliau.
3.      Bapak Drs. Arakian Idris, selaku dosen pengampu mata kuliah Sintaksis yang telah banyak memberikan kami masukan berupa penjelasan dan pendapat yang sangat membantu kami dalam menyelesaikan penelitian dan pembuatan makalah ini.
4.      Siswa-siswi SMP Don Bosco kelas VIII C1, yang telah menerima kami untuk mengadakan penelitian di kelas mereka dan dengan kerja sama mereka yang sangat memuaskan, sehingga kami dengan mudah melaksanakan penelitian di kelas VIII C1 dengan hasil yang juga sangat memuaskan.
Pada kesempatan ini kami juga ingin memohon maaf kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian kami yang dengan sengaja maupun yang dengan tidak sengaja. Kami juga menyadari pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan dari pembahas maupun dari pembaca yang memanfaatkan makalah ini yang dapat kami buat untuk acuan di hari depannya.


                                                                             Tarakan, 7 Januari 2010
                                                                                                     

















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................          i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................          ii
KATA PENGANTAR........................................................................................          iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................          v
BAB I ..... PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................          1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................          2
C.     Tujuan Penelitian.........................................................................          3
D.    Manfaat Penelitian.......................................................................          3
BAB II      KAJIAN PENELITIAN
A.  Pengertian Linguistik...................................................................          4
B.  Linguistik Sebagai Ilmu...............................................................          5
C.  Kalimat........................................................................................          8
BAB III    METODE PENELITIAN
A.  Pengertian Penelitian dan Metode Penelitian ………………….          14
B.  Jenis Penelitian ............................................................................          15
C.  Populasi dan Sampel ...................................................................          15
D.  Teknik Pengumpulan Data...........................................................          16
BAB IV    PEMBAHASAN
A.  Profil Umum SMP Don Bosco....................................................          17
B.  Proses Belajar Mengajar dan Tingkat Kemampuan Siswa...........          18
C.  Penyajian Data ............................................................................          25

BAB V      PENUTUP
A.  Kesimpulan..................................................................................          32
B.  Saran............................................................................................          33
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................          34
LAMPIRAN........................................................................................................          35
























BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
      Proses belajar mengajar di sekolah, merupakan suatu aspek yang bisa dijadikan studi bahkan proses belajar mengajar sangat penting bagi setiap tenaga pengajar baik di jenjang sekolah manapun, baik sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas maupun dalam perguruan tinggi sekalipun. Secara keseluruhan kegiatan para pengajar terangkum dalam proses belajar mengajar. Secara umum proses belajar mengajar dapat disimpulkan menjadi tiga pokok permasalahan, antara lain:
1.      Perilaku, persyaratan, kualifikasi, fungsi dan tugas yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh pengajar.
2.      Minat, bakat, karakter serta masalah-masalah yang dihadapi siswa yang wajib diperhatikan oleh siswa dan guru.
3.      Tujuan pengajaran, bahan, metode, media dan evaluasi baik evaluasi siswa dan program pengajaran yang harus dirumuskan maupun yang disusun dan dilaksanakan oleh guru.
Untuk menjadi sosok pengajar atau pendidik yang baik maka seorang pengajar harus mengetahui dan menghayati pentingnya pemahaman akan suatu proses belajar mengajar. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru di sekolah mestilah melalui sebuah tahap persiapan yang dilakukan di luar jam pengajaran atau yang lebih baik lagi persiapan itu dilakukan di luar jam sekolah. Proses belajar mengajar menyangkut permasalahan perencanaan, pelaksaan dan pengevaluasian program instruksional. Guru diwajibkan untuk mempertajam pemahamannya akan proses belajar mengajar, karena keberhasilan seorang guru dalam mengajar dan menyusun program instruksionalnya sangat berdampak baik bagi anak didiknya. Penyusunan program instruksional yamg baik akan memudahkan pelaksanan pengajaran dan akan mempermudah tahap evaluasinya. Kesimpulannya, apabila seorang guru memahami proses belajar mengajar, maka guru akan dengan jelas mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai tenaga pengajar.
Proses belajar mengajar merupakan alat untuk mencapai suatu keberhasilan dalam dunia pendidikan. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang sempurna akan semakin menjamin tercapainya tujuan instruksional dalam pendidikan. Perencanaan proses belajar mengajar yang tepat menjamin evisiensi dan efektifitas serta relefansi dan dari segi-segi kuantitas dan kualitas lulusan yang semakin menanjak. Semua faktor ini merupakan tugas yang dibebankan di pundak seorang tenaga pengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mengerti, menghayati dan melaksanakan tuntutan dan tugas-tugas yang tersirat maupun yang tersurat dalam proses belajar mengajar, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program pengajaran.

B.  Rumusan Masalah
            Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah penelitian, yaitu: Bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Don Bosco Tarakan, terutama dalam pengajaran Struktur Kalimat, serta keberhasilan maupun kegagalan dalam proses pengajaran itu berupa penerimaan materi yang diterima olah siswa.
C.  Tujuan Penelitian
            Setiap penelitian pasti memiliki tujuan yang mendasari suatu tulisan itu dibuat. Tujuan itu bermaksud sebagai bahan pertimbangan yang dilakukan dalam suatu penelitian.  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut, antara lain:
1.      Untuk mengetahui proses pembelajaran struktural kalimat yang diterapkan di SMP Don Bosco.
2.      Untuk mengetahui informasi mengenai keberhasilan dan kegagalan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru bahasa Indonesia.
3.      Untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Sintaksis.

D.  Manfaat penelitian
            Sebagaimana tiap penulisan memiliki tujuan dari penulisan suatu makalah, maka begitupun suatu penulisan pasti memiliki manfaat. Adapun manfaat itu antara lain:
  1. Sebagai bahan refrensi bagi pihak-pihak tertentu yang ingin mengetahui tentang strategi dan prosedur pembelajaran yang diterapkan di sekolah kepada para siswa.
  2. Sebagai bahan  informasi bagi sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran yang diterapakan di sekolah.
  3. Sebagai alat, yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan maupun kegagalan dalam penyampaian materi khususnya materi struktural kalimat.




BAB II
KAJIAN MATERI

A.  Pengertian Linguistik
            Menurut Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Lingistik umum, beliau berpendapat bahwa secara popular orang sering berpendapat bahwa linguistik itu adalah sebuah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Martinet ( 1987: 19 ), mengatakan telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik merupakan ilmu yang memerlukan bahasa yang dijadikan sebagai objek yang akan diteliti.
Istilah linguistik berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguitique dalam bahasa perancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda yang diturunkan dari kata latin yaitu lingua yang berarti “bahasa”. Selain itu kata Lingua dari bahasa latin juga dapat dijumpai di beberapa daerah eropa lainnya yang memiliki kesamaan. Kesamaan itu antara lain, lingua dari bahasa Itali, lengue dalam bahasa Spanyol, langue ( langage ) dari bahasa Perancis. Langacker ( 1973: 5 ) mengatakan, “ lnguistik is the study of human language.” Menurutnya linguistik adalah studi bahasa manusia. Lyons ( 1975: 1 ) berpendapat “ linguistics may be defined as the scientific study of language.” Strok dan Widdowson ( 1985 0 juga berpendapat bahwa, “ linguistics is the study of language,” linguistik adalah studi tentang bahasa.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa linguistik adalah studi bahasa manusia secara ilmiah. Linguistik mempelajari bahasa dan cara mempelajarinya secara ilmiah. Menurut Martinet ( 1987: 19 ), definisi linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Bertitik tolak dari pengertian ini, maka objek linguistik adalah bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang normal dan dewasa. Karena linguistik merupakan ilmu yang memiliki bahasa sebagai objek kajiannya, maka linguistik layak dijadikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan. Seperti yang diketahui suatu ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan apabila memenuhi tiga syarat, antara lain:
1.      Teratur atau tersistem, yang berarti ilmu pengetahuan haruslah mempunyai metode.
2.      Otonom, berarti ilmu pengetahuan harus mempunyai objek.
3.      Progresif atau berkembang, yang berarti ilmu pengetahuan harus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia sebagai pengembang, pemburu dan penyebar ilmu pengetahuan.
Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, malainkan terdiri dari beberapa subsistem yang menjadi cabangnya. Adapun cabang-cabang yang ada dalam linguistik adalah cabang fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.

B.  Linguistik Sebagai Ilmu
            Seperti yang diuraikan di atas dalam pengertian linguistik, maka dapat disimpulkan bahwa linguistik adalah suatu sistem ilmu. Dan karena linguistik memiliki objek sebagai bahan kajiannya yaitu bahasa dan memiliki beberapa subsistem ilmu sebagai kajian dalam linguistik, maka dapat dikatakan linguistik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan.
  1. Keilmiahan Linguistik
Linguistik merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki disiplin ilmu yang mengaturnya, seperti pada ilmu-ilmu yang lain. Pada dasarnya setiap ilmu yang ada termasuk ilmu linguistik, harus mengalami tiga tahap perkembangan sebagai berikut:
a.      Tahap Spekulasi
Dalam tahap ini membicarakan mengenai sesuatu dan cara mengambil kesimpulan dilakukan dengan sikap spekulatif. Hal ini bermakna, kesimpulan itu dibuat tanpa didukung oleh bukti-bukti empiris dan dilaksanakan tanpa menggunakan prosedur-prosedur tertentu.
b.   Tahap Observasi dan Klasifikasi
      Pada tahap ini para ahli beranggapan di bidang bahasa baru mengumpulkan dan mengolong-golongkan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa memberi teori atau kesimpulan apapun. Bahasa-bahasa  di nusantara didaftarkan, ditelaah ciri-cirinya lalu dikelompok-kelompokkan berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki bahasa tersebut. Cara seperti ini belum bisa dikatakan ilmiah.
c.   Tahap PerumusanTeori
       Pada tahap ini setiap disiplin ilmu berusaha mamahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah itu berdasarkan empiris yang dikumpulkan. Kemudian disusun tes untuk menguji hipotesa-hipotesa terhadap fakta-fakta yang ada.
Disiplin ilmu saat ini sudah mengalami ketiga tahap ini sehingga linguistik bisa dikatakan sebagai suatu kegitan ilmiah. Selain itu, bisa dikatakan ketidakspekulasifan dalam penarikan kesimpulan merupakan salah satu ciri keilmiahan. Tindakan tidak spekulatif dalam kegiatan ilmiah berarti tindakan itu dalam menarik kesimpulan atau teori harus didasarkan pada data empiris, yakni data yang nyata ada. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan linguistik tidak berhenti pada suatu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyempurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya.
  1. Subdisiplin Linguistik
Setiap disiplin ilmu selalu dibagi atas bidang-bidang bawahan atau cabang-cabang yang berkenaan dengan adanya hubungan disiplin itu dengan masalah-masalah lain. Penanaman subdisiplin itu tentunya berdasarkan suatu kriteria atau dasar tertentu. Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum membagi subdisiplin linguistik itu berdasarkan beberapa hal antara lain:
a.       Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat dibedakan adanya linguistik umum dan linguitik khusus.
b.      Berdasarkan objek kajiannya, apakah bahasa tertentu pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa dapat dibedakan adanya linguistik sinkronis atau linguistik diakronis.
c.       Berdasarkan tujuannya, apakah penyelidikan linguistik itu semata-mata untuk merumuskan teori ataukah untuk diterapakan dalam kehidupan sehari-hari bisa dibedakan linguistik teoritis dan linguistik terapan.
d.      Berdasarkan aliran atau teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa dikenal adanya linguistik tradisional, struktural, transformasional, generatif, semantik, relasional dan sistemik.

C.  Kalimat
            Menurut Hasan Alwi dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang menyampaikan pikiran utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, di sela jeda, dan di akhir dengan intonasi yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Kalimat utamanya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan akidah yang berlaku. Tiap-tiap kalimat mempunyai 3 klasifikasi, yaitu berdasarkan :
  1. Kategori Sintaksis
Dalam kebahasan, kata dikelompokkan berdasarkan bentuk serta perilakunya. Kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang sama atau mirip, dimasukkan dalam satu kelompok, sedangkan kata lain yang bentuk perilaku dan bentuknya sama atau mirip dengan sesamanya tetapi berbeda denagn kelompok kata yang pertama, dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dalam bahasa Indonesia kita memilih empat katagori sintaksis, yaitu : verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat) dan adverbia (kata kerja).
  1. Fungsi Sintaksis
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimta tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa atau kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap dan keterangan. Selain itu juga ada fungsi lain seperti atributif (yang menerangkan), koordinatif (yang menggabungkan secara setara), subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat). Setiap kalimat yang utuh harus memiliki pola susunan atau struktural kalimat yang lengkap yaitu SPOK atau paling kurang dalam satu kalimat harus memiliki subjek dan predikat. Contohnya :
a.       Dia memotong kayu dengan kapak.
 S           P          O        K. Alat
b.      Dia tinggal di Samarinda.
 S        P       K. Tempat
  1. Peran Semantis
Contoh kalimat :
a.       Pedro menunggui adiknya.
b.      Pembunuh itu lari.
c.       Perampok itu mati.
d.      Dewi melihat tabrakan itu.
Dari segi semantik Pedro (a) adalah pelaku, yang melakkukan perbuatan menunggui, sedangkan adiknya adalah sasaran yang terkena perbuatan pelaku. Pembunuh (b) juga pelaku yang melakukan perbuatan lari. Tapi perampok (c) bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan yang dia lakukan, melainkan sesuatu yang terjadi padanya. Oleh karena itu perampok adalah sasaran. Sedangkan Dewi (d) bukan merupakan pelaku atau sasaran tetapi pengalam, karena ada suatu peristiwa yang menjadi rangsangan yang masuk ke benaknya.
  1. Macam-macam Ragam Kalimat
Klausa merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Sedangkan kalimat juga mengandung unsur yang paling kurang memiliki subjek dan predikat yang telah dibubuhi intonasi.
a.      Berdasarkan Jumlah Klausanya
1)      Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang ahnya memilki satu klausa saja , kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan asalkan unsur tersebut tidak membentuk makna yang baru. Kalimat tunggal yang lengkap harus memiliki unsur SPOK.
a)      Diana dincintai oleh orang tuanya
          S           P                 O
b)   Ibu menjual nasi di pasar.
        S       P         O      K. Tempat
2)   Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klusa. Kalimat majemuk terdiri dari atau dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a)      Majemuk setara, adalah kalimat yang hubungannya antara klausa-klausanya setara atau seimbang.
(1)   Majemuk setara menggabungkan
Kami bersenandung ria dan mereka menari gembira.
            Klausa I                                   klausa II
(2)   Majemuk setara menggabungkan
Siti cantik tetapi tidak pernah sombong.
     Klausa I                   Klausa II
(3)   Majemuk setara memilih
Anda mau makan atau mau minum terlebih dahulu.
       Klausa I                           Klausa II
b)      Majemuk bertingkat, adalah kalimat yang hubungan klausa-klausanya bertingkat yang terdiri dari induk kalimat ditambah dengan anak kalimat.
Mereka datang ketika kami sedang berdiskusi.
    Induk Kalimat              anak kalimat
c)      Majemuk campuran, adalah kalimat yang terdiri dari pola atasan dan pola bawahan (terbagi dalam dua yaitu satu pola atasan + dua atau lebih pola bawahan dan dua atau lebih pola atasan + satu pola bawahan.
b.      Berdasarkan Isi
1)      Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang berisikan suatu berita atau infomasi, dan memiliki ciri-ciri antara lain: apabila diucapkan nadanya turun, bila ditulis selallu diakhiri dengan titik, sifatnya informative, dan respon yang diharapkan berupa tanggapan. Dibagi menjadi kalimat berita biasa, kalimat berita ingkar, kalimat berita deklaratif dan kalimat berita yang senilai dengan perintah.
2)   Kalimat Perintah
      Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung unsur perintah atau suruhan, ajakan, dan larangan. Dan biasanya memiliki ciri sebagai berikut, apabila ditulis selalu diakhiri dengan tanda seru, apabila diucapakan nadanya datar turun maupun naik, bersifat pemaksaan dan respon yang diharapkan adalah berupa tidakan.
3)   Kalimat Tanya
      Kalimat Tanya adalah kalimat yang berisikan pertanyaan. Biasanya, memiliki ciri sebagai berikut: jika ditulis selalu diakhiri dengan tanda Tanya, bila diucapkan intonasinya naik dan datar, bersifat interogatif dan respon yang diharapkan adalah jawaban. Kalimat Tanya juga memiliki jenis-jenis antara lain: kalimat Tanya biasa dan kalimat Tanya yang senilai dengan perintah.


c.       Berdasarkan Cara Penyampaian
1)   Kalimat Langsung
      Kalimat langsung merupakan kalimat yang mengandung ucapan lansung dari pembicara. Kalimat langsung juga terdiri dari pernyataan dan kutipan.
2)   Kalimat Tidak Langsung
      Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang berisi uraian atau ulasan atas kutipan dari ucapan orang lain kalimat langsung biasanya dilengkapi dengan kata bahwa bagi kalimat tak langsung yang tersurat sedangkan bagi kalimat tak langsung yang tersirat tidak menggunakan bahwa.
d.      Berdasarkan Bentuknya
1)   Kalimat Aktif
      Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Kalimat ini juga memiliki ciri antara lain, subjeknya melakukan pekerjaan, transitif (berobjek penderita atau pelengkap) dan predikatnya berprefiks me-, ber- + sufiks –kan (i).
2)   Kalimat Pasif
      Kalimat pasif merupakan kebalikan dari kalimat aktif yang berarti subjek pada kalimat pasif tidak melakukan pekerjaan. Ciri-cirinya antara lain, subjek dikenai sasaran, berobjek pelaku dan predikatnya berawalan di-, ter-, ku, kau.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Pengertian Penelitian dan Metode Penelitian
            Penelitian memiliki beragam definisi, tetapi semua pendapat para ahli mengarah pada satu kesimpulan yang sama. Para ahli itu salah satunya adalah Hidayat yang berpendapat bahwa penelitian merupakan suatu upaya yang kita kerjakan untuk memperoleh keterangan ( Hidayat, 1996 ). Definisi penelitian menurut pakar yang bernama Zimbabwe Chintu, memberikan penelitian secara ringkas dan jelas sebagai seni menanyakan dan menjawab pertanyaan ( Anon, 1986 ).
Dari definisi penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu kajian survey lapangan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dengan bertujuan untuk memperoleh data-data akurat yang ingin diketahui dalam memecahakan suatu masalah atau untuk mencari suatu masalah. Atau dengna kata lain penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan yang keadaanya jelas, sehingga dengan dilakukannya penelitian maka suatu masalah yang belum jelas dapat terjawab dengan berbagai data yang akurat. Proses penelitian juga harus dilakukan dengan kegiatan survey yang dilakukan di lapangan, tanpa ada unsur-unsur kebohongan, agar dapat diperoleh suatu jawaban yang kebenarannya pasti.
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk mempelajari, menyelidiki serta memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan menurut Djajasudaema ( 1993 : 1 ), metode adalah suatu cara untuk mengatasi masalah. Hakikatnya metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh seorang peneliti dalam membuktukan kebenaran tentang sesuatu hal atau objek yang diteliti melalui metode ilmiah. Langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh dalam mengamati, mempelajari, meneliti harus mempertimbangkan gejala-gejala atau data sebagai bahan dalam mengungkapkan kebenaran tersebut. Dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga macam metode yaitu metode pengumpulan data, analisis data, penyajian hasil analisis data.  

B.  Jenis Penelitian
Penelitian tentang pengajaran sruktural kalimat merupakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif artinya peneliti mendeskripdikan hasil penelitian dengan paparan bahasa. Artinya hasil penelitian itu tidak dituangkan dalam bentuk angka atau tulisan melainkan dalam bentuk deskripsi langsung dalam bentuk tulisan.

C.  Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan orang yang dapat dijasikan objek penelitian ( Labov, 2004: 158 ). Dapat dijelaskan bahwa istilah kelompok atau penduduk dalam hal ini adalah manusia yang membentuk suatu masyarakat atau kumpulan. Jadi, populasi dalam penelitian adalah beberapa orang yang dianggap bisa mewakili, yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian berupa pengajaran struktural kalimat. Berhubung yang akan diteliti adalah sistem pengajaran maka, populasi yang dilakukan merupakan masyarakat yang berada di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah di sini khususnya SMP Don Bosco kelas VIII C1.
Sedangkan sample merupakan bagian dari populasi itu. Karena penelitian ini mengenai pembelajaran structural kalimat di sekolah maka seluruh populasi dingkat menjadi sample dalam penelitian ini. Hal ini dilukukan agar memperoleh data yang bervariasi dan mewakili seluruh populasi yang ada serta dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya yang terjadi di tempat penelitian.

D.  Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis oleh peneliti. Adapun teknik analisis data itu antara lain, menggunakan Teknik Simak dan Teknik Deskripsi.
1.      Teknik Simak
Penggunaan Teknik Simak artinya, peneliti menempatkan diri menjadi penyimak. Peneliti juga harus turut aktif dalam melakukan penelitian. Artinya, peneliti juga harus menyeimbangkan dengan menggunakan Teknik Simak Libat Cakap, dan Teknik Diskusi. Peneliti harus mengajak objek yang ingin diteliti berbicara dan mengadakan diskusi bersama untuk dapat mengetahui sejauh mana pelajaran tentang struktural kalimat itu dapat dikuasai. Peneliti juga memberikan kusioner kepada subjek yang akan dijadikan sebagai bahan informasi.
2.      Teknik Deskripsi
Pada teknik ini, peneliti sudah mulai melakukan kegiatan pendeskripsian. Peneliti mulai membahas data-data yang diperoleh dengan cara penulisan deskripsi.


BAB IV
PEMBAHASAN
A. Profil Umum SMP Don Bosco
SMP Don Bosco adalah sebuah sekolah swasta yang resmi berdiri pada tanggal 15 Juli 1991, namun terhitung aktif mulai tanggal 15 Juli 1980 dengan nama SMP Frater Don Bosco Tarakan. SMP ini lebih dikenal dengan sebutan SMP Katholik karena berada langsung di bawah Yayasan Don Bosco yang bernafaskan Katholik. SMP Katholik berada dalam lingkungan yang sama dengan SD dan SMA yang memiliki nama sekolah yang sama, dalam satu bendera Don Bosco. SMP ini dikepalai oleh Yayasan yang bernama Yayasan Don Bosco dengan masing-masing kepala sekolah yang membimbing tiap jenjang sekolah.
SMP Don Bosco, berlamatkan di Jalan Pattimura No. 1 Pamusian, Tarakan Tengah, Telp (0551) 30307. Karena Yayasan Don Bosco merupakan Yayasan pelayanan Pastoral, maka kepala sekolah pada tiap jenjang pendidikannya dipercayakan kepada para Frater. Adapun kepala sekolah SMP Don Bosco sekarang adalah Fr. Emanuel Eliabi Lase, CMM, S.Pd. yang juga merupakan seorang Frater.
Sesuai dengan nama sekolahnya, SMP ini memiliki siswa yang pada umumnya menganut agama katholik, tetapi pada kenyataan, SMP,  SD maupun SMA Don Bosco terbuka untuk kalangan umum yang berbeda agama, etnis maupun sukunya. Semua siswa dihimpun dalan suatu cara pengajaran yang baik, dengan penanaman moral yang utama sehingga para siswa bisa saling menghargai. Penanaman moral itu juga diterapkan di kalangan para guru, untuk tercapainya keharmonisan dalam lingkungan keluarga sekolah di bawah Yayasan Don Bosco.
B. Proses Belajar Mengajar dan Tingkat Kemampuan Siswa
Dalam proses belajar mengajar, membutuhkan prosedur-prosedur yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Prosedur-prosedur itu seperti persiapan kurikulum, persiapan guru dalam bentuk Silabus dan RPP, penentuan metode, media pengajaran dan penunjang lainnya yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Demikian halnya dengan SMP Frater Don Bosco Tarakan, yang memiliki beberapa prosedur antara lain :
1.      Penerapan Kurikulum
Setiap kurikulum yang diterapkan, memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari kurikulum adalah tujuan suatu proses pembelajaran yang hendak dicapai oleh suatu program studi bidang studi dan suatu mata pelajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional yang bersifat formal
Saat ini, kurikulum yang diterapkan di SMP Don Bosco yaitu kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Di dalam KTSP didefinisikan, bahwa siswa yang memiliki kompetensi berarti memiliki tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang ditunjukan dalam perilaku. KTSP lebih efektif digunakan dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Meskipun, demikian di SMP Don Bosco, terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di bawah asuhan Ibu Nurbaya Nadeak, S.Pd. berpendapat bahwa pemberian kurikulum, jika dilihat dari unsur keefektifan dalam proses belajar mengajar, maka hal itu menjadi ketergantungan dalam cara penerimaan siswa. Beliau berendapat, meskipun kurikulum adalah KTSP tetapi tidak menutup kemungkinan dalam proses belajar mengajar menggunakan kurikulum yang lama. Beliau menambahkan lagi, bahwa kurikulum yang lama dan KTSP berjalan beriringan dalam menjawab kebutuhan para siswa dan untuk memudahkan cara penyampain materi oleh guru.
Dalam KTSP siswa lebih ditekankan atau dituntut lebih krestif lagi dalam kegiatan pembelajaran. KTSP mengisyaratkan empat pilar dasar pendidikan yang perlu diberdayakan agar siswa mampu berbuat ubtuk memperluas pengalaman belajarnya (Learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, mental maupun social sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (Learning to know). Dengan demikian siswa dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (Learning to be). Memiliki kesempatan berinteraksi dengan individu atau kelompok yang bervariasi (Learning to live together) akan membentuk pemahaman akan kemajemukan dan keanekaragaman yang menumbuh kembangkan sikap positif dan toleransi. Inilah kompetensi yang diharapkan dapat diajarkan pada para siswa dan yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa.
2.      Penerapan RPP dan Silabus
Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan,iktisiar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari kompetensi-kompentensi yang menjadi tujuan dari sebuah pembelajaran. Dalam hal ini siswa harus mencapai standar yang sudah ditentukan oleh sekolah sebagai standar yang diperlukan sebagai alat untuk mengukur, seberapa banyak seorang siswa sudah sejauh mana memahami suatu materi yang diberikan oleh guru yang tercantum dalam kompentensi dasar yang ada dalam silabus.
Demikian halnya yang diterapkan di sekolah mana pun termasuk di SMP Don Bosco materi pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam materi Sintaksis, diuraikan menggunakan urutan-urutan yang ada dalam silabus. Silabus yang digunakan adalah silabus yang terbaru, hal ini karena pembuatan silabus dilakukan sekali dalam setahun dengan jangka waktu penggunaan dalam satu tahun. Pengembangan silabus merupakan bagian dari pengembangan dari kurikulum. Prinsip pengembangan silabus antara lain, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten, dan cukup.
Penyusunan silabus dilakukan oleh tim guru atau tim ahli mata pelajaran, maka rencana proses pembelajaran sedemikian disusun oleh guru sebelum melakukan kegitan pembelajaran. Rencana proses pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, di mana setiap sekolah tidak sama kondisi siswanya dan perlengkapan yang mendukung suatu sekolah tridak sama meski dalam bentuk tenaga pendidik yaitu guru yang selalu berbeda yang menjamin kualitas suatu sekolah akan berbeda. Dan hal ini sangat ditunjang dari aspek-aspek tersebut. Oleh karena itu rencana proses pembelajaran atau RPP selalu disesuaikan dengan penyusunan suatu silabus dan akan dijalankan berurutan dalam mencapai suatu standar yang diinginkan. Penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru di SMP Don Bosco dilakukan sama seperti penyusunan silabus yang dilakkan setahun sekali dengan jangka waktu penggunaan dalam setahun penuh. Meskipun demikian penyusunan RPP maupun Silabus tidak bersifat tetap atau permanen karena penyusunan tersebut dibuat dalam semi permanent artinya, dalam proses pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena guru harus menyesuikan dengan kondisi siswa yang merupakan objek.
3.   Menentukan Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Digunakan
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas, membutuhkan hubungan timbal balik antara guru dan para siswa. Dan kadang hal ini merupakan tantangan yang paling besar dan merupakan tanggung jawab yang dibebani kepada guru dan harus dilakukan oleh guru tersebut jika mau mencapai suatu standar yang diinginkan. Jika dilihat hal ini merupakan hal yang sangat berpengaruh besar dalam suatu tujuan yang ingin dicapai oleh pihak pemerintah, guru dan para siswa sendiri.
 Berbagai pendekatan dan metode dilakukan untuk mengatasi cara pengajaran yang akan disampaikan oleh guru pada siswanya, meskipun para guru sudah berpedoman pada acuan yang sudah diberikan oleh pemerintah, tetapi gurulah yang lebih memahami para murid yang menetukan seorang guru harus bertindak sendiri. Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMP Don Bosco, yang memberikan kewenangan kepada guru yang mengasuh suatu mata pelejaran dalam hal melakukan pendekatan dan tentu saja hal ini tidak lepas dari metode apa yang akan digunakan oleh seorang guru. Akan tetapi pendekatan yang lebih dominan adalah dengan pendekatan secara CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ). CBSA adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi koqnitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta internalisasi nilai-nilai dalam pembetukan sikap. Dengan adanya pendekatan secara CBSA, dapat membawa keberuntungan bagi para siswa yang keaktifannya dapat direalisasikan dalam kelas yang perlahan membantu mereka dalam membangun keberanian dalam megemukankan pendapatnya. Keuntungan lainnya dari pendekatan ini adalah, keterlibatan mental dalam kegitan belajar, fungsi guru sebagai fasilitator, belajar dengan pengelaman langsung, variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar dan kualitas interaksi antara para siswa. Namun CBSA sendiri tidak dapat berkembang baik pada kalangan para siswa jika tidak didukung untuk kemauan dalam mencari pengetahuan tambahan di luar lingkungan sekolah, serta minimnya persedian literature yang dapat dijadikan literatur.
Selain menetukan pendekatan yang tepat dalam pengajaran yang diperlukan juga penentuan metode pembelajaran oleh guru dalam kegiatan belajar mengajarnya. Tujuan dalam penetuan metode itu sendiriadalah untuk menambah ketertarikan siswa pada materi yang diberikan. Untuk menjamin suatu kelas yang tetap semangat dan yang aktif, maka seorang guru harus bisa menguasai berbagai metode pembelajarn yang dapat diterapkan dalam kelasnya. Dari itu, penggunaan metode yang beragam dalam suatu kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan. Dan kenyataan lain yang tidak dapat disangakal, bahwa dalam suatu ruangan kelas akan ada berbagai siswa dengan karakteristik yang berbeda, yang memiliki daya tangkap yang berbeda dan secara keseluruhan dalam suatu kelas membutuhkan perhatian yang sama dari seorang guru. Di situlah letak pengaruh seorang guru dalam mengajar, dia harus pintar menyingkapi masalah yang dasar terlebih dahulu, lebih memahami dulu siswanya agar dapat memudahkannya menerapkan materi yang ingin diberikan pada siswanya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Don Bosco, dalam hal penggunaan metode dalam pengajaran yang diterapkan khususnya oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat ditari kesimpulan bahwa metode yang digunakan sangat bervariasi dan hal ini dilakukan untuk menghindari kejenuhan yang timbul pada kalangan para siswa, dan dapat membantu menambah daya tarik bagi siswa untuk terpacu agar lebih giat belajar. Metode yang digunakan antara lain, adalah diskusi, tanya jawab, ceramah dan metode lainnya tergantung materi pembelajaran yang diberikan.
Metode diskusi adalah cara penyampaian suatu materi di mana guru meberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan jawaban dengan mengumpulkan pendapat, membuat kesipulan atau menyusun berbagai alternatf dalam pemecahan suatu masalah. Dengan metode ini guru berusaha mengajak siswanya untuk memecahkan suatu masalah. Untuk pemecahan suatu masala dibutuhkan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang ada, sehingga tidak menutup kemungkinan didapati jawaban yang lebih dari satu karena pandangan siswa berbeda. Dan hal ini kan membantu para siswa dlam berembuk untuk mencapai suatu kemufakatan dalam mengambil jawaban berupa kesimpulan untuk mencapai jawaban yang diinginkan. Dengan metode ini juga guru sekaligus mengajar kepada para siswanya untuk saling menghargai pendapat sesame temannya, membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan dalam memberi keputusan dalam suatu masalah.
Metode tanya jawab adalah metode yang berusaha mengajak para siswa aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pada hakekatnya metode ini berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru berusaha ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemukiran para siswa. Dengan metode ini guru ingin mencari jawaban yang actual dan factual. Jika dilihat dari penggunaan metode yang digunakan dapat disimpulkan, bahwa seorang dapat berkomunikasi dengan baik dalam suatu kegiatan pembelajaran, sekaligus melatih kemampuan para siswa tentang apa yang telah mereka dapatkan dari apa yang telah dijelaskan oleh guru dan dapat membantu memperluas wawasan para siswa.
4.   Menetukan Alat atau Media Pembelajaran
Berbicara tentang media berarti kita membicarakan proses pembelajaran. Media memegang peran yang penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan piranti yang memegang peran tersendiri dalam proses pembelajaran. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi pengembangan pembelajaran. Fungsi sumber pembelajaran yaitu, meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan mempercepat laju belajar, membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik, mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa, memberikan pelayanan pendidikan yang sifatnya lebih individual.
Alat atau media pengajaran diartikan sebagai salah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang lebih aktif dan efisien. Bentuk-bentuk media pengajaran yang digunakan untuk meningkatan pengelaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata ( symbol verbal ). Dengan demikian dapat kita harapkan hasil pengelaman belajar dapat lebih berarti bagi siswa.
Penggunaan atau pemanfaatan alat yang berlaku di SMP Don Bosco, pada dasarnya sama dengan penggunaan alat di sekolah lain. Alat atau media yang digunakan di sekolah ini adalah antara lain, perpustakaan yang digunakan untuk tempat belajar atau ruang membaca sebagai tempat rekreasi otak yang bermanfaat, selain perpustakaan masih ada lagi beberapa ruangan yang dilengkapi dengan alat yang sesuai dengan keperluan ruangannya yang dapat menunjang untuk menambah ilmu pengetahuan. Ruangan itu antara lain Laboratirium Fisika dan Biologi, Ruang Keterampilan, Ruang Musik, dan Ruangan Serba Guna atau Aula yang luas untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan yang mencakup prioritas besar. Tidak hanya ruangan khusus yang disediakan untuk mendukung pembelajaran siswa, untuk lebih memudahkan lagi juga disediakan LCD yang bermanfaat sebagai penunjang pembelajarn berupa penyampaian materi dari guru atau dalam presentasi siswa.
C.  Penyajian Data
            Untuk mempermudah dalam menganalisis pemecahan masalah, maka peneliti menyajikan data berupa kuisioner yang ditujukan kepada guru pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa di SMP Don Bosco kelas VIII. C1.
KUSIONER UNTUK GURU BAHASA INDONESIA

Nama sekolah                                    :     SMP Don Bosco
Nama Guru Bahasa Indonesia        :     Nurbaya Nadek, S. Pd.

  1. Buku pelajaran apa yang dugunakan dalam kegiatan PBM Bahasa Indonesia?
a.       Bahasa Indonesia penerbit Erlangga
b.      Kamus Bahasa Idonesia
2.      Dalam PBM metode apa yang digunakan? Apakah bervariasi atau tidak?
a.       Inkuiri, diskusi, Tanya jawab dan kontruktivisme
b.      Bervariasi, sesuai dengan materi pembelajaran
3.      Menurut Ibu, dengan metode apa yang digunakan sehingga siswa dapat aktif dalam PBM?
Inkuiri, Tanya jawab dan diskusi
4.      Menurut Ibu metode yang sulit diterapkan kepada siswa atau yang sulit diterima oleh siswa?
-
5.   Kurikulum apa yuang digunakan oleh Ibu dalam PBM di sekolah?
      KTSP
6.   Menurut Ibu, kurikulum apa yang lebih efektif digunakan dalam PBM?
      Tergantung materi misalnya: CBSA (cara belajar aktif) dan KSTP
7.   Menurut Ibu, kurikulum yang lama dan yang baru, apakah memiliki perbedaan?
      Ada sedikit perbedaan
8.   Dalam PBM Ibu menggunakan silabus tahun berapa?
      KTSP 2006-2007
9.   Apakah dalam PBM sesuai dengan urutan yang ada dalam silabus?
      Ya
10. Bagaimana teknik penilaian yang Ibu gunakan?
      Tergantung materi misalnya, tes unjuk kerja, tes tertulis dan lain-lain
11. Apakah silabus yang Ibu gunakan sesuai dengan buku pengangan yang Ibu miliki?
      Ya
12. Apakah RPP dirumuskan berdasarkan silabus?
      Ya
13. Berapa kali Ibu melakukan penyusunan RPP?
      Satu kali dalam setahun
14. Apakah RPP itu benar-benar mendukung kegiatan belajar mengajar?
      Ya
15. Apakah dalam kegiatan PBM sesuai dengan urutan RPP?
      Ya
16. Dalam kegiatan PBM, Ibu menggunakan pendekatan secara apa?
      Tanya jawab dan ceramah
17. Dalam kegiatan belajar mengajar apakah Ibu mengggunakan teknik penguatan?
      Ya
18. Bagaimana hubungan interaksi anatra guru dan siswa?
      Timbal balik
19. Hukuman apa yang paling efektif yang diberikan kepada siswa agar siswa tidak mengulangi kesalahan yang dibuatnya?
      Tergantung kesalahan yang dibuat, misalnya tidak mengerjakan PR lima soal maka hukumannya akan ditambah menjadi dua kali lipat dari tugas pertama
20. Bagaimana perhatian yang Ibu berikan pada siswa terhadap pembelajaran siswa?
      Memotivasi siswa dengan tidak tanggung
21. Apakah siswa menyukai materi sintaksis?
      Tergantung
22. Metode apa yang Ibu gunakan dalam mengajar sintaksis?
      Tanya jawab dan diskusi
23. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pengajaran sintaksis?
      Ya
24. Apakah dalam pembelajaran sintaksis lebih banyak menggunakan teori atau praktek?
      Teori
25. Dalam mengajar materi sintaksis, apakah Ibu selalu melakukan evaluasi?
      Ya
26. Terdapat di kelas berapa saja materi sintaksis diajarkan?
      Kelas VII, VIII dan IX           




KUSIONER UNTUK SISWA ( KELAS VIII. I)
Jumlah siswa 28
1        Apakah di kelas siswa mendapatkan materi tentang sintaksis?
a.       Ya (28 orang)
b.      Tidak
  1. Apakah anda memiliki buku pegangan?
a.       Ya (13 orang)
b.      Tdak ( 25 orang)
  1. Apakah buku pegangang yang sama dengan buku yang dipegang oleh guru?
a.       Ya (23 orang)
b.      Tidak (5 orang)
  1. Apakah dalam pemberiaan sintaksis guru yang bersangkutan sering memberikan catatan tambahan?
a.       Ya (25 orang)
b.      Tidak (3 orang)
  1. Bagaimana cara penyampaian materi oleh guru tentang sintaksis?
a.       Baik (20 orang)
b.      Cukup (8 orang)
  1. Apakah dari penyampaian materi sintaksis, anda dapat memahami secara utuh ?
a.       Ya (14 orang)
b.      Tidak (14 orang)
  1. Apakah setiap akhir pokok pembahasan guru selalu memberikan test ulangan harian, sebelum masuk pada pokok bahasan baru ?
a.       Ya (25 orang)
b.      Tidak (3 orang)
  1. Dalam proses pembelajaran di kelas, metode apa yang sering digunakan oleh guru Bahasa Indonesia ?
a.       Metode penugasan (2 orang)
b.      Metode diskusi (1 orang)
c.       Metode Tanya-jawab (15 orang)
d.      Metode ceramah (8 orang)
  1. Dari beberapa metode yang diberikan, metode apa yang paling anda senangi ?
a.       Metode penugasan (2 orang)
b.      Metode diskusi (11 orang)
c.       Metode peran (1 orang)
d.      Metode Tanya-jawab (10 orang)
e.       Metode ceramah (4 orang)
  1. Bagaimana sikap guru dalam proses belajar-mengajar ?
a.       Sangat baik (7 orang)
b.      Cukup baik (12 orang)
c.       Baik (9 orang)
  1. Pernahkah guru Bahasa Indonesia memberikan hukuman kepada anda karena tidak mengerjakan tugas atau melakukan kesalahan ?
a.       Pernah (28 orang)
  1. Hukuman berupa apa yang sering diberikan ?
a.       Hukuman fisik (23 orang)
b.      Hukuman tugas (13 orang)
  1. Apakah anda menyukai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi sintaksis ?
a.       Ya (19 orang)
b.      Tidak (9 orang)
  1. Apakah anda sering mengalami kesulitan dalam pelajaran sintaksis ?
a.       Ya (18 orang)
b.      Tidak (9 orang)
















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada dasarnya pembuatan makalah harus memiliki kesimpulan agar para pembaca yang memanfaatkan makalah ini nantinya dapat dengan mudah memahami secara keseluruhan  dan tujuan yang ingin di sampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Dari bahasan materi yang diberikan di atas maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Menggunakan kurikulum KTSP, karena dalam KTSP siswa lebih ditekankan atau dituntut lebih kreatif lagi dalam kegiatan pembelajaran. KTSP yang mengisyaratkan empat pilar dasar pendidikan yang perlu diberdayakan agar siswa mampu berbuat untuk memperluas pengalaman belajarnya (Learning to do), mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (Learning to know). Agar siswa dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (Learning to be). Serta memiliki kesempatan berinteraksi dengan individu atau kelompok yang bervariasi (Learning to live together)
2.      Pendekatan yang dipakai adalah dengan pendekatan secara CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ). CBSA adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi koqnitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukkan sikap.
3.      Metode yang digunakan antara lain, adalah diskusi, tanya jawab, ceramah dan metode lainnya tergantung materi pembelajaran yang diberikan.
4.      Siswa sudah dapat memahami dengan baik mengenai pembuatan struktur kalimat dengan dibantu metode pengajaran  dan pendekatan yang diberikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

B.     Saran
Pada bab ini peneliti mencoba memberikan saran-saran atau masukan-masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi SMP Don Bosco dan para pembaca :
1.      Agar siswa lebih bersemangat untuk belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, alangkah baiknya siswa sering diberikan wadah untuk berkreasi dan berekspresi.
2.      Fasilitas yang diberikan oleh sekolah seperti ruang membaca atau perpustakaan lebih dibuat menarik dan nyaman, agar siswa lebih banyak menghabiskan waktu di tempat yang lebih kondusif untuk memupuk pengetahuan.
3.      Agar terus terjalin kerjasama yang baik dalam kelas, antara guru dan siswa bisa saling menerima pembelajaran kreatifitas guru sangat dituntut dalam memilih metode pengajaran yang disenangi siswa haruslah terus dipertahankan dan dikembangkan.
4.      Adanya ruang belajar yang nyaman dan kondusif dapat membantu proses pembelajaran berjalan lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Annijat, Siti. 2007. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta          




















LAMPIRAN
          













continue reading