Senin, 04 Juli 2011

Makalah Meningkatkan Membaca

JAN29


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
            Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang – lambang yang tertulis semata.

            Bermacam – macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang – lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang – lambang yang bermakna baginya.

            Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya dan dikatakan reseptifm karena pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

            Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ters berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebalum dapat diaplikasikan.

B. Rumusan Masalah
            Masalah yang akan ditemukan dalam penelitian ini adalah :
  1. Bagaimana kebiasaan membaca siswa
  2. Hal apa saja yang dapat menghambat kebiasaan membaca siswa
  3. Hal apa yang dapat menunjang kebiasaan membaca siswa

C. Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat penulisan makalah ini antara lain :
  1. Memacu minat siswa untuk mau menekuni dunia membaca
  2. meningkatkan kebiasaan membaca siswa

D. Kegunaan Penulisan
            Diharapkan berguna bagi siswa, guru bahasa Indonesia, orang tua dan penulis sendiri khususnya dalam membantuk dan meningkatkan kebiasaan membaca agar terbentuk minat baca di masyarakat dengan harapan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca.












BAB II
PEMBAHASAN


A.    Korelasi dalam Kegiatan Membaca
Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi lisan.
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum disekoalah mencakup empat segi, yaitu :
a.       Keterampilan menyimak/mendengarkan
b.      Keterampilan berbicara
c.       Keterampilan membaca
d.      Keterampilan menulis

Empat keterampilan berbahasa tersebut mumiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkolerasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya mendengar, dan menyimak apa yang dikatakan orang disekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata – kata yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf – huruf tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar menulis huruf, kata dan kalimat.

            Keterampilan berbahasa berkolerasi dengan proses – proses berfikir yang mendasari bahasa. Sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa membaca”. Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.

            Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca ditingkat Sekolah Menengah Atas ( SMA ), tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan menbaaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominant dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasan membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi malakukan sesuatu kalau disertai denagn pemberian contoh, bukan sekedar teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah barulah guru memiliki peran dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama- sama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.

            Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan dadahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting.
1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Motivasi itu muncul dari dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2.      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan – persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.



B.     Peranan Guru dalam Meningkatkan Kualitas Membaca siswa
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam ussaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karna itu guru yang merupakan unsur salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang menjelaskan sebagai berikut :
1.      Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat – nasihat, motivator, sahabat yang dapat memberikan nasihat – nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai – nilai orang menguasai bahan yang diajarkan.
2.      James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari – hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
3.      Federasi dan Organisasi Profesional guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transformiter dari ide tetapi juga berperan sebagai tranformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendanamiskan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan daya cipta (kreatifitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

Peranan guru sebagai inisiator dalam hal ini guru sebagai pencetus ide – ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide – ide itu merupakan ide – ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

Dalam usaha meningkatkan kemampuan, minat dan motivasi belajar siswa, termasuk pembenahan kualitas membaca siswa yang sangat rendah, guru dituntut benar – benar bisa memainkan peranan dalam proses belajar mengajar di kelas. Peran yang dimaksud adalah bagaimana cara guru mengajarkan bahan pelajaran agar mampu diserap siswa. Dengan kata lain, jangan sampai gagal gara – gara cara mengajarkannya kurang tepat. Disinilah peran metode/cara pengajaran yang diperoleh dari hasil penelitian, yang telah diuji kemampuannya sangat penting. Penggunaan metode yang diperoleh dari kajian ilmiah secara tepat akan menentukan berhasilnya suatu pengajaran. Karena itulah guru yang professional harus menguasai dan mampu menerapkan metode/cara pengajaran, dimana metode tersebut diperoleh dari kajian penelitian yang bersifat ilmiah secara tepat.

              Masalahnya sekarang, sudahkah semua guru melaksanakan penelitian untuk menemukan metode/cara dalam rangka meningkatkan kualitas pengajarannya? Disisi lain, mungkinkah karena guru – guru kita jarang atau tidak pernah meneliti sehingga tidak memiliki metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pengajarannya, termasuk dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Bisa dimengerti memang, jika tindakan meneliti untuk menungkatkan kualitas pengajaran sangat rendah dilakukan duru dipengaruhi oleh beberapa keadaan. Diantarannya, susah memulai, malas membaca, keterbatasan waktu, perlu biaya, dan sebagainya. Yang berpulang pada minimnya minat meneliti. Masuk akal juga, alasn itu jika dikaji secara material karena untuk menghasilkan sebuah hasil penelitian seorang guru harus merogoh kantong sendiri dalam hal pembiayaan. Lain halnya seorang dosen, penelitian adalah ladang bisnis, bisa mendatangkan income yang besar.

Munculnya wacana rendah gairah meneliti di kalangan guru tidak terlepas dari makin keroposnya idealisme para guru ditengah budaya materialistic – hedonistic yang mengutamakan keberhasilan dari sudut untung rugi secara ekonomis, ketimbangan mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang pada gilirannya bersenergi dalam peningkatan citra dan mutu guru untuk naik pangkat atau sertifikasi, melainkan untuk memperkaya wawasan keilmuan. Disamping itu kegiatan meneliti sangat bermanfaat untuk menumbuhkan semangat cinta belajar sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup dan memupuk rasa rendah hati dalam kebersahajaan hidup ditengah – tengah masyarakat yang makin heterogen dan makin kompleks akibat pengaruh ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi yang merajalela menembus ruang dan waktu tanpa batas.

C.    Pendapat Guru Tentang Kemampuan Membaca
Kemampuan teknologi telah berdampak pada menurunnya minat anak dalam membaca. Terkadang mereka merasa berat untuk membaca satu buku saja. Karena itu, meningkatkan kemampuan anak dalam membaca, dapat melakuakan beberapa cara :
a         Membiasakan mereka membaca Koran setiap pagi untuk dibahas saat jam pelajaran dikelas, dan memberikan beberapa cerita pendek untuk dibahas bersama secara kelompok
b        Guna mengatasi siswa yang belum suka membaca, biasanya guru mengajak siswa menonton film dan menjadikan film itu kedalam cerpen. Nantinya, hasil tulisan mereka dibaca didepan dan dibahas bersama
c         Meminta siswa mencari cerpen lewat internet sebagai bahan pembahasan. Selain menarik minat siswa, mereka juga akan terbiasa membaca.

D.  Pendapat Siswa Tentang Membaca
Membaca tak hanya menyenangkan, tetapi juga penting karena kita dapat pengetahuan baru. Untuk awalnya, cobalah baca buku-buku yang disukai terlebih dahulu. Hal ini tentunya akan menumbuhkan minat baca. Beberapa pendapat Anak tentang Membaca :
        Birgita Delly Adelina Kelas VI SD Xaverius II Bandar Lampung
Membaca adalah hal yang menyenangkan. Aku suka membaca, baik itu di sekolah maupun di rumah. Jika di sekolah, aku membaca buku di perpustakaan. Di sana, ada banyak buku yang bagus untuk dibaca.
Nah, kalau di rumah, aku paling suka membaca majalah, buku cerita bergambar, dan cerita rakyat. Kalau untuk buku dengan cerita yang panjang, aku kurang suka. Pasalnya, aku harus membaca dua sampai tiga kali agar paham jalan ceritanya. Tetapi kalau buku itu bergambar, aku takkan keberatan membacanya. Pokoknya, aku suka sekali membaca. Dengan membaca, pengetahuanku bisa bertambah.
        Mahatir Muhammad Kelas V MI Al-Islamiah Jakarta Pusat
Aku suka membaca di waktu senggang. Jenis bacaan yang kusuka adalah komik dan buku ilmu pengetahuan sosial. Aku senang membaca kisah tentang sejarah, budaya, dan seni. Favoritku itu adalah buku yang bercerita tentang sejarah candi-candi di Indonesia. Bagiku itu sangat mengasyikkan. Jika membaca buku tersebut, aku seperti hidup di zaman itu.
Menurutku, buku yang menarik adalah buku yang ada gambarnya. Dengan adanya gambar, aku jadi tak bosan membacanya. Itulah sebabnya aku suka membaca komik. Gambar-gambar di komik memang menarik perhatianku. Selain itu, gambar itu juga membantuku memahami jalan ceritanya. Kalau membaca buku yang tak bergambar, aku harus membacanya hingga dua kali agar mengerti.
Dengan menyajikan bahan bacaan yang menarik, apakah dengan dukungan gambar ataupun bahasa yang ringan dan mudah di fahami, ini dapat membantu anak untuk menarik minat baca. Selain itu dengan adanya dukungan dan motivasi dari orang tua dan guru dengan pengajaran yang kreatif  dapat menambah semangat membaca anak.





















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Perlu adanya ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca siswa agar kemampuan membaca yang dimiliki siswa dapat dikembangkan dan ditingkatkan, serta perlu adanya peran serta orang tua dan guru didalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan seorang siswa.

B.     Saran
Perlu diupayakan pendekatan – pendekatan tertentu didalam mengajar siswa khususnya orang tua dan guru untuk mencapai prestasi belajar membaca yang lebih maksismal.










1 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus tp daftar pustakanya blom ad

Posting Komentar